About Me

You are here: Home > > Penobatan Sultan Sumbawa yang Pertama Setelah 80 Tahun

Penobatan Sultan Sumbawa yang Pertama Setelah 80 Tahun


Masyarakat Sumbawa akan menjadi saksi pengucapan sumpah sultan pada prosesi penobatan Sultan Sumbawa ke 17 setelah 80 tahun tidak pernah terjadi. Prosesi itu akan berlangsung meriah selama tiga hari, 3-5 April 2011 mendatang. Undangan pun telah disebar, termasuk beberapa raja dan sultan di tanah air akan hadir.
Koordinator Upacara Penobatan, Hasanuddin, S.pd di Seketariat Istana Bala Kuning, mengatakan bahwa ini adalah pengukuhan dan penepatan H Daeng Muhammad Abdurrahman (DMA) Kaharuddin SE.MBA-Putra Mahkota Kesultanan Sumbawa Sultan Muhammad Kaharuddin III sebagai Sultan Sumbawa ke 17, dengan gelar Sultan Muhammad Kaharuddin IV oleh Lembaga Adat Tana Samawa (LATS). Istimewanya prosesi penobatan yang berlangsung 3-5 April ini, karena prosesi tersebut merupakan penobatan yang pertama dilaksanakan setelah Kesultanan Sumbawa menjadi bagian dari NKRI selama hampir 80 tahun dan setelahnya tidak pernah ada prosesi penobatan Sultan Sumbawa.
Kini prosesi itu kembali terulang, semua ini terwujud berkat dukungan semua pihak pemerintah Daerah Sumbawa, seluruh masyarakat dan Lembaga Adat Tana Samawa dalam upaya melestarikan budaya dan adat istiadat Sumbawa agar tetap hidup meski zaman telah berubah. Karena sesungguhnya penobatan Sultan Sumbawa tidak dihajatkan sebagai Kepala Negara yang berdaulat tapi akan menjadi pengawal/penjaga pusaka yaitu budaya, adat rapang tu dan tana samawa yang religius (adat barenti ko syara, syara barenti ko kitabullah) yang bermakna adat-istiadat dan budaya Sumbawa senantiasa berpedoman kepada agama untuk “Krik selamat tau tana Samawa” (keselamatan masyarakat dan alm sumbawa).
Dalam prosesi penobatan Sultan Sumbawa akan banyak kegiatan budaya yang ditampilkan dan bisa disaksikan oleh seluruh masyarakat. Prosesi yang akan dilaksankan mulai dari Hari Minggu, 3 April 2011 diawali dengan Ete Ai Kadewa (mengambil air khusus untuk keperluan basiram) dan sumber Ai Kadewa yang akan diambil adalah dari mata air “Ai Awak” lalu muncul melalui proses galian yaitu “Sumer Bater” yang dialirkan melalui Urat Tana (aliran Sungai Brang Biji). Air tersebut bermuara di “Boa Berang” (muara sungai) sebagai tempat pertemuan air tawar dan air laut.
Kemudian, Senin 4 April 2011 akan ada prosesi basiram (mandi suci yang diperuntuk bagi Dewa Masmawa dan Dewa Bini) di istana Bala Kuning. Puncaknya, prosesi penobatan akan dilaksankan pada Selasa, 5 April 2011, akan diawali dengan sasalin/sapangkenang (memakaikan pakaian kebesaran) kepda Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV dan Pemasuri, Andi Tenri Djadjah Burhanuddin dilanjutkan dengan Nginring Ko Dalam Loka (Kirab Agung) di mana Sultan akan ditandu dengan menggunakan Juli (Tandu kebesaran) dan kendaraan terbuka dari Istana Bala Kuning menuju Istana Dalam Loka sekaligus beristirahat. Dilanjutkan lagi dengan ngiring ko masigit (iring-iringan menuju Masjid Agung Nurul Huda), tempat prosesi penobatan sultan dilaksanakan. Saat itu Sultan akan mengucapkan sumpahnya langsung kepada Allah SWT yang kemudian akan dikukuhkan oleh Imam Masjid Agung Nurul Huda.
Seluruh rangkaian acara yang akan dilaksanakan dalam prosesi penobatan Sultan akan melibatkan seluruh perangkat Adat Tana Samawa dilengkapi dengan kelengkapan-kelengkapan khusus adat asli Sumbwa. Juga akan ada pemainan-permainan khas Sumbawa seperti Gentao, Karaci, Joge Bungin, Bakelong, Badede, Bagonteng, Balawas, serta tarian-tarian. Prosesi ini akan selamanya terukir sebagai sejarah budaya dan adat istiadat Sumbawa, yang seluruhnya dikerjakan oleh Lembaga Adat Samawa sebagai panitia penobatan Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
Sumber : www.sumbawakab.go.id
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Responses to “Penobatan Sultan Sumbawa yang Pertama Setelah 80 Tahun”:

Leave a comment